Minggu, 31 Mei 2015

Prospek Budidaya Ikan Lele


Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu masakan.

Pembenihan Lele.
Adalah Budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele.

Sistem Budidaya.
Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :
1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.
3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).
Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele.


Tahap Proses Budidaya.

A. Pembuatan Kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.

Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai tanda :
- tulang kepala berbentuk pipih
- warna lebih gelap
- gerakannya lebih lincah
- perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
- alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina bertanda :
- tulang kepala berbentuk cembung
- warna badan lebih cerah
- gerakan lamban
- perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.

Persiapan Lahan.
Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
- Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
- Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
- Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
- Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
- Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati.

Pemijahan.
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.

Pemindahan.
Cara pemindahan :
- kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
- siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang.
- samakan suhu pada kedua kolam
- pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
- pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.

Pendederan.
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.

Manajemen Pakan.
Pakan anakan lele berupa :
- pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 - 4 hari.
- Pakan buatan untuk umur diatas 3 - 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.


Manajemen Air.
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
- air harus bersih
- berwarna hijau cerah
- kecerahan/transparansi sedang (30 - 40 cm).

Ukuran kualitas air secara kimia :
- bebas senyawa beracun seperti amoniak
- mempunyai suhu optimal (22 - 26 0C).

Baca juga : Ternak Lovebird - Jenis-jenis Burung Lovebird

Jumat, 23 Mei 2014

Ternak Lovebird - Jenis-jenis Burung Lovebird


LOVE BIRD adalah spesies terkecil dari burung beo yang mulai banyak di pelihara, baik untuk sekedar hobi karena keindahan burung lovebird ini maupun diternakkan. Burung Lovebirds sebagian besar ditemukan di Afrika kecuali untuk lovebirds Grey, yang hanya ditemukan di Madagaskar. Ilmiah lovebirds dikenal sebagai Agapornis.

Ada sembilan jenis spesies lovebirds, antara lain :






* Nyasa Lovebird – lovebirds ini ditemukan di beberapa daerah di Zambia, Malawi dan Rhodesia. Sayap yang berwarna hijau tua, ia paruh adalah berwarna merah, warna kaki dan kaki berwarna abu-abu dan kepala, leher dan payudara adalah terang oranye-merah dalam warna.





* Peach Faced Lovebird – lovebirds ini adalah dibesarkan dalam jumlah besar dan beberapa mutasi sejoli ini berlangsung, seperti Blue Pastel, Lutino dan Pied Lovebirds. Kepala, dada dan tenggorokan burung ini adalah persik berwarna pink cerah.
* Masked Lovebird – sejoli ini ditemukan di Tanzania. Spesies ini jarang terlihat di penangkaran. Sayap yang berwarna hijau tua, warna kepala berwarna coklat gelap, dada dan tengkuk adalah warna kuning dan penerbangan bulu warna hitam.



* Fischer’s Lovebird – Burung ini biasanya ditemukan di Tanzania baratlaut. Lovebirds ini biasanya ditemukan dan beberapa mutasi burung-burung ini telah terjadi. Pipi dahi dan tenggorokan yang berwarna oranye terang, pantat yang berwarna biru dan ada tanda hitam pada ekor.



* Black - cheek lovebird - Lovebirds pipinya hitam yang ditemukan di Zaire dahi dan mahkota yang berwarna coklat kemerahan dalam warna, bagian belakang adalah warna hijau tua dan ada band jeruk pada payudara atas dan tengkuk itu.


* Madagascar Lovebird – The lovebirds Madagaskar sebagian besar ditemukan di Afrika ekuatorial. Tubuh burung-burung hijau di Warna dahi dan wajah yang cerah oranye-merah dalam warna dan warna bulu hitam penerbangan mereka pantat adalah berwarna biru dan pada ekor, Anda akan menemukan patch kecil yang berwarna merah, kuning dan berwarna biru.





* Abyssinian Lovebird – lovebirds ini juga dikenal dengan nama Lovebird Black-bersayap. Burung-burung yang ditemukan di Ethiopia timur Ayam jantan terutama dalam warna hijau, dan warna dahi berwarna merah cerah. Sooty hitam adalah warna bulu penerbangan dan ada bar hitam pada ekor. Sulit untuk berkembang biak jenis-jenis sub spesies lovebirds.



* Red Faced Lovebird -Lovebird pipi merah adalah terutama ditemukan di Afrika ekuatorial. Ayam jantan memiliki tubuh hijau terang dan dahi dan wajah yang cerah oranye-merah dalam warna dan bulu penerbangan warna hitam.



* Black Mask Lovebirds – burung ini sangat pemalu di alam dan mereka tidak berkembang biak dengan baik di penangkaran.





ANALISA DAN CARA TERNAK ITIK PETELUR

 ( Anas spp. )
1. SEJARAH SINGKAT
Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Awalnya bebek berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).

2. SENTRA PERIKANAN
Secara internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok.

3. JENIS
Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu: 
1. Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA;
2. Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga;
3. Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.
Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor.

4. MANFAAT
1. Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri.
2. Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga pembibitan ternak itik.
3. Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija.
4. Sebagai pengisi kegiatan dimasa pensiun.
5. Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat.

5. PERSYARATAN LOKASI
Mengenai lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: letak lokasi lokasi jauh dari  keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri, terutama dalam hal pemahaman tentang pancausaha beternak yaitu
(1). Perkandangan;
(2). Bibit Unggul;
(3). Pakan Ternak;
(4). Tata Laksana dan
(5). Pemasaran Hasil Ternak.

Penyiapan Sarana dan Peralatan
  1. Persyaratan temperatur kandang ± 39 ° C.
  2. Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
  3. Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang
  4. Kondisi kandang dan perlengkapannyaKondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). Untuk perlengkapannya berupa  tempat makan, tempat minum dan mungkin perelengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam managemen
     
  5. Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu:
  • kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m 2 mampu menampung 50 ekor DOD
  • kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok
  • kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter).
Pembibitan
Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan.
1. Pemilihan bibit dan calon induk
    Pemilihan bibit ada 3 ( tiga) cara untuk memperoleh bibit itik yang baik adalah sebagai berikut :
  • membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
  • memelihara induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan telur tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas
  • membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun yang telah mendapat rekomendasi dari dinas peternakan setempat.Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.
2. Perawatan bibit dan calon induk
  1. Perawatan Bibit. -> Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m² mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumannya perlu ditambah vitamin/mineral.
  2. Perawatan calon Induk. -> Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.
  3. Reproduksi dan Perkawinan. -> Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating (perkawinan itik secara alami).
3. Pemeliharaan
  • Sanitasi dan Tindakan Preventif. -> Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.
  • Pengontrol Penyakit. -> Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.
  • Pemberian Pakan. -> Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0– 8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase. Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
  1. umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
  2. umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
  3. umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
  4. umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus).
Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen.

Pemberian minuman itik, berdasarkan pada umur itik juga yaitu :
  • umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum ditambah vitamin dan mineral, tempatnya asam seperti untuk anak ayam.
  • umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara ad libitum (terus menerus)

  • umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang  dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.
4. Pemeliharaan Kandang
Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada.

7. HAMA DAN PENYAKIT
Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
  1. penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa
  2. penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang tepat
Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
  • Penyakit Duck Cholera
Penyebab: bakteri Pasteurela avicida.
Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.
Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
  • Penyakit Salmonellosis
Penyebab: bakteri typhimurium.
Gejala: pernafasan sesak, mencret.
Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.
8. PANEN
1. Hasil Utama
Hasil utama, usaha ternak itik petelur adalah telur itik
2. Hasil Tambahan
Hasil tambah berupa induk afkir, itik jantan sebagai ternak daging dan kotoran ternak sebagai pupuk tanam yang berharga
9. PASCAPANEN
Kegiatan pascapanen yang bias dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan. Telur yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk.
Adapun perlakuan pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu:
  • Pengawetan dengan air hangat
Pengawetan dengan air hangat merupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari.
  • Pengawetan telur dengan daun jambu biji
Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur pindang.
  • Pengawetan telur dengan minyak kelapaPengawetan ini merupakan pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak berubah.
  • Pengawetan telur dengan natrium silikatBahan pengawetan natrium silikat merupkan cairan kental, tidak berwarna,jernih, dan tidak berbau. Natirum silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam telur dalam larutan natrium silikat10% selama satu bulan.
  • Pengawetan telur dengan garam dapurGaram direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25-40% selama 3 minggu.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya itik di Semarang tahun 1999 adalah sebagai berikut:.
  • Permodalan
  • Modal kerja
  1. Anak itik siap telur um 6 bl 36 paketx500 ek x Rp 6.000 ====== Rp108.000.000,-
  2. Biaya kelancaran usaha dan lain-lain ========================= Rp 4.000.000,-
  •  Modal Investasi
  1. Kebutuhan kandang 36 paket x Rp 500.000,- ================== Rp 18.000.000,-. Jumlah kebutuhan modal : Rp 130.000.000,- Prasyaratan kredit yang dikehendaki:
  2. Bunga (menurun) 20% /tahun 
  3. Masa tanggung angsuran 1 tahun
  4. Lama kredit 3 tahun
  • Biaya-biaya
  • Biaya kelancaran usaha dan lain-lain ======================= Rp 4.000.000,-
  • Biaya tetap
  • Biaya pengambalian kredit:
  • Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun I ============ Rp 14.723.000,-
  • Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun II =========== Rp 86.125.000,-
  • Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun III ========== Rp 73.125.000,-
  • Biaya penyusutan kandang:
  • biaya penyusutan kandang tahun I ================== Rp 3.600.000,-
  • biaya penyusutan kandang tahun II ================== Rp 3.600.000,-
  • biaya penyusutan kandang tahun III ================= Rp 3.600.000,-
  • Biaya tidak tetap
  •  Biaya pembayaran ransum:
  1. biaya ransum tahun I ============================== Rp 245.700.000,-
  2. biaya ransum tahun II ============================== Rp 453.600.000,-
  3. biaya ransum tahun III ============================= Rp 453.600.000,-
  • Biaya pembayaran itik siap produksi:
  1. pembayaran tahun I =============================== Rp 108.000.000,-
  2. pembayaran tahun II -
  3. pembayaran tahun III -
  • Biaya pembayaran obat-obatan:
  • biaya pembayaran obat-obatan tahun I================== Rp 2.457.000,-
  • biaya pembayaran obat-obatan tahun II ================= Rp 4.536.000,-
  • biaya pembayaran obat-obatan tahun III ================= Rp 4.436.000,-( Biaya obat-obatan adalah 1% dari biaya ransum)
  • Pendapatan
  • Penjualan telur tahun I ================================ Rp 384.749.920,-
  • Penjualan telur tahun II =============================== Rp 615.600.000,-
  • Penjualan telur tahun III =============================== Rp 615.600.000,-
  • Penjualan itik culling 2 x 1.425 x Rp 2.000,- ================= Rp 5.700.000,-
2. Gambaran Peluang Agribisnis
Telur dan daging itik merupakan komoditi ekspor yang dapat memberikan keuntungan besar. Kebutuhan akan telur dan daging pasar internasional sangat besar dan masih tidak seimbang dari persediaan yang ada. Hal ini dapat dilihat bahwa baru dua negara Thailand dan Malaysia yang menjadi negara pengekspor terbesar. Hingga saat ini budidaya itik masih merupakan komoditi yang menjanji untuk dikembangkan secara intensif.

11. DAFTAR PUSTAKA
  1. Bambang Suharno, Ir. dan Khairul Amri. Beternak itik secara intensif. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1998
  2. Redaksi Trubus. Beternak Itik CV. 2000-INA. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1999
  3. Prawoto; Peternak ternak itik. Desa Sitemu Kec. Taman Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361
12. KONTAK HUBUNGAN
  1. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
  2. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web:
http://www.ristek.go.id
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

Prospek Ternak Burung Lovebird

Segmen pasar burung love bird di beberapa daerah indonesia, menggeliat dalam beberapa bulan terakhir ini. Namun di balik itu, muncul kekhawatiran booming produksi dan harganya jatuh ke titik terendah.
Pengamatan di Pasar Burung Srijaya Madiun, misalnya, hampir setiap ekor love bird yang terpajang di kios ludes dilamar penggemar. Padahal, jika menilik harga yang ditawarkan, bisa dibilang selangit. Untuk love bird jenis biasa non klep, diperjual belikan dengan harga Rp 350 .
Sementara love bird jenis klep, di atas Rp 750 ribuan. Love bird jenis albino misalnya, dihargai Rp 800-an. Spasang siap ternak bisa tembus Rp 2,5 jutaan. Jenis lotino mata hitam dan merah tetap jadi icon love bird. Harganya makin selangit. Rata-rata di atas Rp 1 jutaan ke atas.”Pasaran love bird memang lagi bagus dalam beberapa bulan terakhir ini. Penggemarnya juga semakin banyak,” ujar Agus, pedagang burung Pasar Burung Srijaya Madiun.
Lihat Jenis-jenis love bird.



Namun di balik tingginya permintaan dan harga love bird saat ini, muncul bayang-bayang kekhawatiran di kalangan penggemar maupun para Peternak. Yakni terjadi booming produksi lantas permintaan turun drastic dan harga hancur ke titik terendah. Seperti yang terjadi pada kenari. Prediksi ini serta mert dibantah pedagang. Diakui, dulu love bird memang sempat booming, lantaran muda diternak.”Namun itu hanya untuk love bird jenis biasa non klep,” ungkap pedagang. Khusus untuk love bird dengan icon tinggi, seperti albino dan lotino, diyakini tetap akan bertahan. Kalau toh harganya turun, tidak akan sampai ke titik terendah. (elpos)